Pandangan Dunia terhadap Islam



Oleh :
Dwi Aristiawan


Istilah pandangan dunia dapat diterapkan kepada prinsip-prinsip kepercayaan dan ideologi yang dapat digunakan dalam kaitannya dengan hal-hal cabang atau peraturan praktis universal. Walaupun tetap harus dicatat bahwa, pandangan dunia maupun ideologi tidaklah mengandung aspek-aspek partikular dari prinsip-prinsip dan cabang-cabang. Ideologi juga dapat, kadang-kadang tumpang tindih dengan pandangan dunia dan mengandung makna-makna dari pandangan dunia. Islam adalah salah satu Agama yang memiliki penganut terbesar di dunia, sehingga Islam menjadi agama yang mengandalkan massa sebagai faktor utama dalam pengembangannya. Islam mengajarkan ummatnya untuk senantiasa menciptakan kedamaian baik dari individu, keluarga, masyarakat secara nasional bahkan Internasional. Islam juga mengajarkan dan menjunjung tinggi toleransi antara ummat beragama, akan tetapi mengapa dimata dunia, islam adalah agama teroris, dan selalu melakukan teror diseluruh pelosok dunia.
Mungkin ini adalah kesalahan persepsi/pandangan terhadap islam, ataukah ada pihak tertentu yang ingin merusak islam. Dalam masalah ini, kita tidak perlu berfikir tentang kesalahan persepsi maupun pihak yang ingin merusak islam. Yang perlu dilakukan adalah intropeksi diri sejauhmana kita telah berpartisipasi dalam menciptakan perdamaian, baik di dalam lingkungan masyarakat maupun diskala universal. Tidak ada satupun agama di muka bumi ini yang mengajarkan kepada ummatnya untuk melakukan pengrusakan, kerusuhan dan teror. Semua agama mengajarkan untuk senantiasa menciptakan kedamaian dalam hidup. Jika hal itu terjadi, baik pengrusakan maupun teror, itu bukan karena agamanya yang mengajarkan demikian, akan tetapi itu adalah murni kesalahan person yang kebetulan memeluk salah satu agama tertentu. Dengan demikian, islam bukanlah agama teroris, dan aksi teror yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, bahkan di beberapa Negara itu adalah murni kesalahan individu, yang kebetulan mereka memeluk agama islam.
Di era global saat ini, perkembangan studi Hubungan Internasional kerap kali meluas sampai mengkaji Islam dan Dunia Internasional, yang dulunya realis menganggap state sebagai sentrik sebuah konflik, melainkan saat ini kajian isu Internasional seperti isu teroris juga merupakan kajian dari Hubungan Internasional. Sejak terjadinya serangan teroris internasional terhadap gedung WTC di Amerika Serikat pada tahun 2001 dan Pentagon dengan menggunakan pesawat terbang komersil yang menjadi tragedy nasional bagi bangsa dan negara Amerika Serikat. Trauma yang sangat mendalam sebagai akibat aksi dari serangan-serangan terorisme tersebut membuat Amerika Serikat sangat reaksioner dalam sikapnya menghadapi issu terorisme yang berkembang saat ini.
Hampir semua negara di dunia merasa terancam dan meningkatkan keamanannya menanggapi isu tersebut. Hal ini masih belum dirasakan oleh negara-negara Asia Tenggara yang pada saat itu masih menganggap isu teroris hanya terjadi di negara-negara maju seperti halnya Amerika Serikat yang notabenenya bersiteru dengan kelompok Osama Bin Laden. Bukan hanya itu saja, isu teror juga merambah ke kawasan Asia Selatan dengan kelompok Taliban yang sering membuat kerusuhan dan aksi teror sampai akhirnya meluas ke kawasan Timur Tengah. Isu terrorisme, ternyata bukan hanya konsumsi wilayah regional tertentu saja seperti Timur Tengah, namun telah menyebar ke wilayah-wilayah regional lainnya yang memiliki potensi konflik dan instabilitas seperti halnya kawasan regional Asia Tenggara.
Konflik intern di negara kawasan tersebut, bisa saja memancing jaringan internasional untuk melakukan aksi-aksi teror di kawasan tersebut. Sebagai contoh aksi terror yang di lakukan oleh gerilyawan Moro di Philipina Selatan. Pada perkembangannya dinilai dapat membahayakan keselamatan warga dan kepentingan AS di kawasan Asia Tenggara. Kemudian di Singapura 25 anggota Jemaah Islamiyah, di Malaysia dan Singapura di duga merupakan suatu jaringan terorisme internasional yang terkait dengan jaringan Al-Qaidah pimpinan Osama Bin Laden. Bersama penangkapan tersebut ditemukan beberapa dokumen yang berisi rencana penyerangan terhadap kepentingan-kepentingan AS di Asia Tenggara seperti di Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Selanjutnya ledakan kecil di sekitar konsulat AS di Bali, kemudian hal ini semakin membuat kawasan tersebut rawan terhadap isu serangan aksi teroris. Islam sering dicitrakan dengan: kebrutalan, terorisme, fundamentalisme, fanatisme, kebencian, dan kekacauan. Beberapa kejadian terorisme akhir-akhir ini terjadi di Indonesia dan pelakunya hampir semuanya orang-orang Islam. Kalangan Barat (orientalis) selalu mengaitkan aktivitas terorisme dengan Islam. Sebagian umat Islam memiliki faham yang tidak benar tentang ajaran Islam, misalnya tentang konsep jihad. Di antara penyebab munculnya aktivitas “terorisme” dalam Islam adalah salah faham tentang jihad.

No comments:

Post a Comment

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com