Ya- Siapa lagi kalau bukan kita? Generasi
muda adalah tonggak bangsa, pemegang estafet kepemimpinan dan poros roda
kehidupan kelak. Pundi – pundi tanah air
ini perlahan bersemayam di pundak kita. Baik atau buruk, mau tak mau, suka tak
suka, bagaimana pun, masa itu telah bergerak mendekat. Meminta kita untuk
membuka tangan, dan menggenggamnya erat dalam dekap ketulusan seraya berlindung
dari goncangan jaman.
“Nikmati masa muda selagi bisa”.
Yap! Ngga salah kok!:) Masa muda adalah masa dimana seseorang lebih dekat
dengan sahabat dibanding orang tua. Masa dimana segala imajinasi berteriak
untuk didengar oleh dunia. Masa dimana stimulus kecil pun bisa memunculkan rasa
ingin tahu yang luarbiasa. Masa yang tak pernah luput dari dua (atau bisa jadi
lebih?! hohoho) sejoli yang mencoba menggoreskan kisah asmara dalam sejarah
hidupnya. Namun, masa muda tak pernah sebercanda itu, kawan:)
Hidup sebagai mahasiswa biasa (baca
: Kupu-kupu, Kuliah-pulang-kuliah-pulang), bukan berarti mahasiswa NOL besar
yang cuma ngerti pelajaran aja, yang jarang bersosialisasi, yang anak rumahan,
yang ngga punya banyak link, yang katanya suram masa depannya, dan yang yang
yang lain. Atau sebagai organisatoris (baca : kura-kura,
Kuliah-rapat-kuliah-rapat) yang di kelas
pikirannya bercabang mikirin kepanitiaan, yang pergi petang pulang petang, yang
tiap hari ke kampus bawa gorengan buat danusan, dan yang yang yang ngga bisa
disebutkan. Atau jenis mahasiswa gaul (baca : kunang-kunang, kuliah-nangkring-kuliah-nangkring)
yang abis kuliah nggatau kemana, dan sebagainya...
Dari ketiga jenis mahasiswa itu,
yang biasanya paling dipandang adalah si kura-kura. Kerjaannya mondar-mandir di
kampus untuk publikasi events, danusan, sampe urusan proposal dan lpj bikin
wajahnya populer di kalangan mahasiswa maupun dosen. Di luar semua itu,
pengalaman berorganisasi dan kepanitiaan akan menunjang karirnya, baik dari
track record, link yang ia miliki, maupun softskill. Kamu boleh bangga, BUT
Ingat! masa depan tetap menjadi rahasia Allah;)
Bukan berarti si kupu-kupu adalah
orang yang membosankan, orang yang tidak mau bergaul, atau anak rumahan saja. Kita
harus ingat bahwa setiap orang berbeda dan kita tidak pernah tau apa yang
terjadi dalam hidupnya:)
Bukan berarti si kunang-kunang hanya
bicara tentang hedonisme, tentang hidup yang cinta dunia lalu mengabaikan
tugasnya. Kita tak pernah tau ide brilliant apa yang sedang ia tekuni bersama
teman-temannya;)
Bukan berarti tidak menyarankan
menjadi organisatoris yhaa, itu tetap menjadi nilai plus! Tetapi yang perlu
ditekankan adalah, semua perbuatan tergantung dari niat. Menjadi organisatoris
tak kan berbekas jika hanya mengharap popularitas, tak berarti jika besar
kepala, tak bernilai jika tak memiliki norma. Menjadi mahasiswa biasa tak kan
terdengar namanya jika tak menorehkan prestasi. Menjadi mahasiswa gaul tak kan
sukses jika hanya lakukan hal sia-sia. Eits! Tapiiii indikator-indikator itu
pun tak mampu definisikan arti sebuah...... kesuksesan? Kebahagiaan? Kepuasan?
Ketulusan? Ah, apapun itu hanya Allah lah satu satunya yang pantas untuk
membalas...
Hidup bicara soal pilihan. Setiap
orang mempunyai standar masing-masing dalam hidupnya. Ntah itu lifecycle dengan
target tinggi; menjadi mawapres, ipk cumloud, mendapat beasiswa, dan lain
sebagainya. Namun, tiap orang memiliki kisah hidupnya sendiri. Dan tak semua
kisah dapat disikapi dengan sama. Bisa jadi sebuah ip sempurna bukanlah hal
yang bernilai, namun pengabdian pada orang tua adalah ladang utamanya. Bisa jadi
ia menomor duakan tugasnya, karena ada nasib masyarakat bertumpu di pundaknya.
Sebagai calon psikolog, kita tidak
diperbolehkan men’judge’ tapi pahami bahwa tiap orang memiliki kisah yang
berwarna. Apa yang terbaik untuk kebanyakan orang belum tentu berlaku untuk
diri kita. Ingat, setiap orang memiliki kisah yang berbeda. Namun dalam setiap
kisah itu selalu ada sesuatu yang harus diperjuangkan. Pilihan tidak selalu
sama, pun juga tak selalu berbeda. Jadilah dirimu sendiri tuk tentukan
langkahmu, karena kaki tak pernah salah melangkah, namun banyak jalan dilalui
meski tak memiliki arti. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi
yang lain. Manusia yang sombong ialah ia yang hanya memikirkan kepentingan dirinya
sendiri. The beauty of life is depends on your point of view, and your decision
decide your future!;)
No comments:
Post a Comment