LGBT
(Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) seperti yang umum orang tau
merupakan sebuah komunitas atau gabungan dari kalangan minoritas dalam hal
seksualitas. Fenomena ini menjadi booming ketika dilegalkanya pernikahan
sejenis di Amerika Serikat pada tanggal 26 Juni 2015. Dalam fenomena ini,
terdapat beberapa pro dan kontra. Kita mencoba melihat dari sisi Psikologi. Lalu
bagaimana pandangan psikologi mengenai LGBT?
Berawal dari penelitian dari penjara, RSJ dan yang konsultasi pada
psikolog, LGBT ini awalnya merupakan patologis. Diagnosis psikopatologis LGBT sendiri bagaimana? Kesehatan kejiwaan
pada LGBT berpusat pada depresi, penyalahgunaan zat, bunuh diri, pengucilan
sosial, dan internalisasi stereotipe negatif. Kemudian dari sikap negatif
tersebut maka mengarah kepada pandangan yang lebih tinggi dari gangguan
kesehatan kejiwaan dikalangan LGBT daripada di kalangan heteroseksual. Terjadi
pula gangguan kepribadian yang awalnya timbul karena gejala tidak bisa
menyelesaikan tugas perkembanganya untuk menemukan identitas diri, terutama
dalam hal seksual. Kita ambil contoh pria yang gay,ia merasa bahwa dirinya
sebagai wanita, dan ia mencari seorang pria dan demikian pula sebaliknya. Namun
berdasarkan kebutuhan dan orientasi seks, kemudian tahun 1970-an di San
Fransisco, LGBT dikeluarkan dari DSM (Diagnostic and Statistica manual of
Mental disorder) oleh APA (American Psychological Association).
Manusia
terlahir dalam keadaan yang fitri. Kriteria fitri adalah sesuia dengan sunnah
atau hukum Allah SWT, seperti hukuman berpasangan, kausalitas, berproses,
memiliki ukuran, berevolusi kepada kesempurnaan, dan tunduk pada perintah
Allah. Ketidaktundukan kepada perintah-Nya berarti adalah sebuah penyimpangan
termasuk dalam hukum berpasangan. Kemudian
LGBT dalam pandangan islam, normal atau penyimpangan? Islam melarang keras
praktik homoseksual dan lesbian. Apa
alasanya? Larangan terhadap gay dan lesbi ini muncul berdasarkan kisah Nabi
Luth a.s. Dimana pada waktu itu, Allah melaknat masyarakat yang mempraktikkan
homoseksual.
1.
Ibnu
Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda
yang kira-kira bisa berarti Sesungguhnya Allah SWT melaknat siapa saja yang
melakukan perbuatan kaum Luth, dan beliau mengulangi ucapan tersebut sebanyak
tiga kali. [HR Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra]
2.
Ibnu
Abbas Radhiyallahu anhuma, beliau berkata bahwa Rasulullah bersabda bahwa Allah
tidak mau melihat kepada laki-laki yang menyetubuhi laki-laki atau menyetubuhi
wanita pada duburnya. [HR Tirmidzi : 1166, Nasa’i : 1456 dan Ibnu Hibban : 1456
dalam Shahihnya. Keterangan : hadits ini mencakup pula wanita kepada wanita].
3. Seperti yang disebutkan Allah dalam
surat Al- Ankabut ayat 30-31 yang artinya :
”Luth
berdo’a. ‘Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang
berbuat kerusakan itu’. Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada
Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya kami akan menghancurkan
penduduk (Sodom) ini. Sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zhalim”
[Al-Ankabut : 30-31]
Allah SWT menciptakan manusia dengan
berpasang-pasangan, namun dalam berpasangan hendaknya manusia bisa memilih
kepada jalan yang benar sesuai dengan ketentuan-Nya. Karena tidak hanya
berakibat fisik, selain itu kondisi mental,pikiran, emosi dan perilaku juga
akan terkena imbasnya.
No comments:
Post a Comment